TENTANG CINTA 2 #serba dosa
- Bilqis.M
- Jan 4, 2018
- 4 min read
Haiiii,
kembale lageehh bersama ‘hamba Allah yang taat’
(arti nama gue; Bilqis Muthi’ah)
Aaamiin. heuheu
Kayaknya gue mencapai rekor nge-post tulisan tercepat di blog gue sendiri, haha.
Secara dari bulan-bulan yang lalu gue nge-post tulisan sebulan cuma sekali cuy.
Maaf yaa netijen :* (apalagi yang nanya terus kapan lagi gue postingnya)
Yaa walau yang baca juga belum sampe 200 orang lebih,
Tapi gue bersyukur ! alhamdulillah <3
Kita lanjut pembahasan kemarin yaa,
Hmm.. apa hubungannya ya antara cinta dan serba dosa?
Mentemen,
Kita pasti sudah tahu perkembangan zaman yang makin ‘aneh-aneh’ saja.
Terlebih lagi jika membahasnya dari sudut ‘PACARAN’
Pegangan tangan, merangkul, cubit-cubitan, senggol-senggolan, ini..itu.. berasa udah jadi hal yang wajar :’(
Astaghfirullah.
Sekali lagi.
ASTAGHFIRULLAH.
Kamu percaya khamr itu haram.
Kamu tahu daging babi itu haram.
Tapi kamu memegang tangan pacarmu? Kamu bilang halal?
Bro, neraka ngirim salam. :”)
The Boys : Ah kis, emang napa si,kan becandaan doang. Emang gua najis apa.. :(
Hihi, bukan. Tapi memang begitu dalam islam diajarkan. Para kaum pria, tidak boleh bersentuhan kulit dengan wanita yang bukan mahromnya. Begitupun sebaliknya :)
Dalam hadist diriwayatkan bahwa,
Dari Ma’qil bin Yasar radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sungguh jika kepala seorang laki-laki ditusuk dengan jarum dari besi lebih baik baginya daripada dia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya (bukan istri atau mahramnya)”
Coba hitung berapa kali kulitmu dengan sengaja bersentuhan dengan teman, sepupu, sahabat, atau kekasih tak halalmu itu?
Sanggupkah engkau menahan panasnya neraka yang panasnya berjuta-juta kali lipat dari pada panasnya api kompor atau sumbu rokokmu?
Biar ku tanya, amalan atau ibadah apa yang kamu punya yang sekiranya bisa menahan itu semua?
Lalu.. Bagaimana dengan pipi perempuan yang pernah kau cium?
Jika kelak kau ‘kan menjadi seorang bapak yang mempunyai gadis cantik, pikirkan baik-baik apa yang kau rasa jika anak gadismu yang kau rawat dengan sepenuh hati sedari kecil, lalu ketika sudah besar malah dibawa pergi oleh lelaki yang dengan seenaknya memeluk-meluk anakmu, mencium kening dan pipinya, bahkan sampai rasa cinta anakmu pada kekasihnya melebihi rasa cintanya padamu.

Lalu berikutnya, lihat anak gadismu sekarang..
Dia mulai membangkang perintahmu, tak menurut lagi.
Dia mulai berbohong padamu, tak mau jujur lagi.
Dia mulai nyaman berdua dengan pacarnya, dan.. kau dilupakan.
Parahnya, ada orang tua yang mengizinkan anaknya berpacaran di dalam rumah. Seakan-akan hal itu sudah lazim adanya. Berpikir bahwa tak akan mendapat dosa jika membiarkan anaknya bermesraan jika hanya di rumahnya.
Padahal, mana ada orang yang dapat pahala ketika mempersilahkan anaknya berbuat zina?
Maaf, jika diumpamakan..Tak ada bedanya dengan bos besar yang menjejerkan para tunasusila untuk dinikmati pria asing.
Kejam.
Naudzubillah min dzalik.
Seandainya tahu, jika yang demikian terjadi, rumah itu bukanlah tempat yang baik lagi. Bagaimama tidak, maksiat saja diperbolehkan di dalamnya, bahkan atas izin sang empunya rumah.
Jangan jadikan rumah kita jauh dari keberkahan, apalagi lewat terbiarkannya berzina.
Mungkin ada yang ngerasa kalo pacaran itu ga sampe yang ‘gitu-gituan’.
Seandainya kita mengerti, sudah jelas2 pacaran itu haram.
Sekali kamu berpacaran, sama saja seperti melakukan perbuatan lain yang hukumnya sama-sama HARAM.
Renungkanlah, teman.
Tak ada satu pun ayah yang rela anak gadis cantiknya yang ia jaga dan rawat dari kecil dibawa pergi keluyuran oleh lelaki yang baru dikenal anaknya begitu saja.
Sekalipun sang lelaki meminta izin. Tetap sang ayah khawatir.

Kadang sang ayah ingin sekali putri cantiknya mengerti, bahwa ayahnya sudah renta.
Sudah mustahil rasanya ia dapat menjaga penuh putrinya yang sudah beranjak dewasa.
Ia ingin segera menemukan pria yang mencintai putrinya, yang jiwanya berani, dan akhlaknya rupawan, yang bisa menggantikan posisinya untuk menjaga putrinya.
Namun begitu, putri kecilnya sudah bisa berkata bahwa dirinya sudah cukup layak memutuskan pilihan untuk hidupnya. Ia tetap kokoh dengan kekasih pilihan hatinya, yang bertahun-tahun lalu berjanji akan menikahinya, meski sampai saat ini pun belum juga ditepati.
Sang ayah bisa apa?
Kulit yang mulai keriput, garis mata yang makin memperjelas kerutannya, tulang yang sudah tak lagi tegak, semua itu menghilangkan wibawanya hari demi hari. Seakan tak pernah dihargai lagi seluruh kata yang dillontarkan mulut kering sang ayah.
Sadarkah kita, kitalah gadis itu?
Maaf jika kata-kata ini berlebihan, teman.
Aku ingin kau mengerti betapa sayangnya aku, yang tak mau lagi melihatmu nyaman dalam zona yang selamanya tak indahkan dalam agama kita.
Tak ada rasa benci di hati ini, sekecil apapun.
Jika kau tak suka, tak mengapa.
Mungkin suatu saat nanti ada yang bisa membuatmu lebih yakin :))
Mungkin kalo yang pernah baca blog awal-awal gue udah tau kali ya, kalo gue juga pernah pacaran :’)
Dan, selama gue pacaran, gue ga pernah sekalipun mau dipegang-pegang.
Sampe mantan gue pernah bilang, “Buat apa pacaran kalo kita ga pernah ketemuan? Kalo pegangan tangan aja kita ga pernah?”
Dan gue jawab, “Ini prinsip gue. Kalo lo ga suka yaudah cari aja cewek yang lain!”.
Dan gue langsung berpikiran, “OH, OK. Gue ngerti. Emang harusnya dari dulu gue ga deketin yang namanya status pacaran”.
Kita manusia biasa. Kita punya keinginan, kita punya hawa nafsu.
Begitu pula gue.
Gue setuju sama perkataan Wirda Mansur; “ gue ngerti perasaan suka ke orang gimana, karena I feel that, too. Gue pengen pegangan tangan, iyak. Gue pengen begini begitu, iyak. Ya sama kayak kalian juga. Cuma kita harus tahan itu semua. Itu adalah cobaan untuk kita dan kita harus tahaan. Cz I know I really want to jalan with him, like really wanna do that..do that..do that sama dia. Cuma ya kita kan bukan siapa-siapa”.
Nah guys, inget-inget lagi. Kita memang punya hawa nafsu, tapi kita juga harus punya iman untuk mengorganisir itu semua.
Percayalah, ketika kita berusaha menjada hamba-Nya yang baik, maka Dia datangkan pula pada kita sesuatu yang baik-baik :)
Mungkin di sini ada yang sama kayak gue,
yang sebenernya masih canggung ngobrol sama cowok? Hehe.
Iya, jujur. Gue suka gugup dan ga bisa tatap lama-lama ke mata cowok.
Dan menurut islam juga memang begitu seharusnya.
Malah sampe sekarang gue pun kalo ada ada cowok yang nelpon
gue sering pura-pura lagi ga bisa bales
(meskipun urgent) :’)
*sorry there!
Untukmu yang sedang dalam perjalanan memperbaiki diri,
Kamu masih punya waktu, tapi ingat waktumu tidaklah banyak (:
Tetaplah di jalan indah itu. Dalam niat kita menuju kebaikan, pasti ada saja cobaan yang menguji hati, sebesar apapun itu, lalui saja, karena hasilnya akan lebih besar dari masalahmu.
aku percaya kamu bisa! <3
Comments