top of page

TENTANG CINTA 3 #cara mengatasinya + tips cepat move on!

Haiii good readers!

Akhirnya sudah sampai di pembahasan #TENTANGCINTA yang ketiga,

alhamdulillah :D

Salah satu temen gue pernah bilang ke gue;


“Kis, kalo gue perhatiin kok elo berasa bahagia banget ya. Senyum mulu. Seakan-akan ga ada beban hidup gitu. Gue mau kayak gitu,kis. Termasuk ga ribet masalah cinta. Kayaknya lo seneng mulu hidupnya”.


Gue tersenyum.

Ya boong aja ga sih, kalo gue ga punya masalah gitu? Wkwk.

Setiap orang punya masalah dan ceritanya sendiri.

Tapi gue ngerasa ga baik aja kalo gue umbar-umbar negative vibes itu. Malah, gue lebih sering jadiin ‘cerita gue’ sebagai lawakan atau jokes biar bikin orang lain dan diri gue sendiri terhibur.

(Minimal bisa bermanfaat dikit dan ga pake cerita bohong karena itu pengalaman pribadi)

Ditambah lagi, mungkin ada bagi sebagian orang yang kalo liat tulisan-tulisan berbau kesedihan malah jadi ikut-ikutan sedih.

Bisa jadi ada orang yang dalam masa perubahan untuk jadi diri lebih baik, liat tulisan masa lalu kita, terus dia jadi enggan melanjutkan perjalanan menuju baiknya.

Kamu setuju kalo kamu jadi penghenti niatan baik seseorang?

Itu dia. Tulisan bisa saja membawa hanyut perasaan seseorang. Perbuatan bisa saja menghipnotis orang-orang sekitar. Setiap dari kita bisa saja menjadi panutan teman, atau bahkan yang tidak dikenal.


Yang temen gue bilang juga tentang ‘ga termasuk ribet masalah cinta’.

Hmm, gue manusia biasa. Sementara perasaan suka biasanya lahir begitu saja.

Apa yang patut gue jaga? Hati yang semestinya tidak berlebihan menanggapinya.

Iya. Biasa-biasa saja.

Cinta emang awalnya gitu. Berbunga-bunga.

Setiap ngapa-ngapain keingetan dia, namanya ditulis mulu dimana-mana, ngomongin sampe doain si dia yang belom tentu ngelakuin hal yang sama ke kita, heuheu.

Iya, itu awalnya.

Ujungnya?

Istana cinta, quote romantis, foto berdua, semua kisah bersama seakan-akan mau disirnakan. Dibakar semua barang pemberiannya, ga mau lagi liat wajahnya, bahkan siapapun yang ga sengaja sebut nama kisah lamanya, dia tatap dengan tatapan tajam.

Syerem.

Iya, itu salah satu cinta yang ujungnya membawa ketidak sejahteraan, haha.

Udah kek dendam kesumat aja gitu.

Beda lagi dengan kisah cinta yang bak cerita puteri raja yang isinya senang-

senang saja; berkenalan, suka, menikah, dan punya anak.

Dengan berbagai macam berakhirnya kisah cinta di dunia, dan dengan endingnya yang banyak menimbulkan efek di kehidupan, entah itu tragis atau manis, semoga semuanya bisa diambil hikmahnya.

Kalau orang dulu-dulu,

katanya cinta itu bisa dirasa ketika menganjak remaja atau dewasa.

‘Pegangan tangan aja, bisa hamil’, katanya. Hihi.

Kalau kids jaman now, sd aja udah ada yang panggil-panggilan ayah-bunda ya. #hoekss

Sampe gue pernah liat meme tulisannya gini;


“Waktu gue kecil, gue liat orang gede pacaran. Pas gue udeh gede, sekarang gue yang liat anak kecil pacaran.” Wkwkwk


Berarti dia ada di masa yang ketika dia sendiri ‘ga merasakan pacaran’ .

Dan, mungkin bagi sebagian orang, orang-orang yang tidak pernah merasakan masa-masa pacaran adalah orang yang kuno, gak gaul, cupu, bahkan ada yang bilang ga laku.

Bagi gue sebaliknya, untuk kalian yang belum sama sekali merasakan pacaran, gue sangat iri dan sangat mengapresiasikannya.

Gimana enggak, menjaga perasaan itu sulit, lho.

Memilih untuk cinta dalam diam, bertindak seakan-akan tidak ada rasa apa-apa padahal menyeruak dalam dada, atau mencoba terus bertahan dalam keistiqomahannya bertaat pada Allah.

1 lagi, jomblo itu bukan berarti ga laku. Malah dia banyak banget yang mau, tapi disandingkan dengan orang yang pikirannya pacaran melulu? Mana mungkin dia mau. Dia ga semurah itu.

Salah satu teman gue yang lain juga pernah meminta saran sama gue, bahwa dia udah tahu pacaran itu dosa dan termasuk maksiat. Tapi dia masih belum siap putus dari pacarnya. Dia sampe minta gue untuk bikin suatu tulisan agar membuat dia semakin yakin, bahwa emang sudah seharusnya putus itu disegerakan.

Uwow..

Gue termasuk orang yang keras, dan gue juga pernah kok punya hal serupa.

Seketika otak gue berpikir, “Yeilah lu udeh tau pacaran dosa, kan. Ye ngapain lu lanjutin. Pake segala minta gue nulis kata-kata gitu. Kalo udeh tau pacaran dosa, ya putusin aja.”.

Ga lama, hati gue yang bicara, “Tapi ga bisa begitu. Ga semua orang punya pikiran yang sama, atau bisa langsung ambil langkah begitu saja. Karena seseorang butuh panduan dan keyakinan untuk menjalankan haknya. Gue juga pernah dalam kebimbangan yang sama. Jangan karena kita telah jauh dari kejahilan itu, lalu seenaknya saja kita tiba-tiba merasa orang yang paling sudah benar. Dia butuh arahan, butuh bimbingan dari apa-apa yang ia curahkan.”.

Akhirnya dengan pelajaran dari pengalaman gue yang lebih sedikit dari kata sedikit ini, gue kasih jawaban yang insyaAllah bisa dia terima dan diamalkan.

Dan dari sini, ternyata lumayan banyak teman-teman yang percaya sama gue untuk gue dijadikan tempat curhatan. Masalahnya rata-rata sama.

Kebimbangan masalah cinta.

Dari yang baru naksir karena first sight, atau lagi dalam suasana diombang-ambing gelombang rasa suka, sampe yang mewek gara-gara cintanya udah berniaga ke pelabuhan seberang.

Well, gue emang masih terlalu ‘anak bawang’ untuk mengartikan makna cinta yang sesungguhnya. Apalagi gue belum mengenal lebih dalam tentang rumah tangga yang mana itu lebih afdhol, men. (bukan kode! LOL)

Tapi bagi mereka, katanya memang lebih enak curhat dengan orang yang seumuran seperti gue.

(wallahua’lam)

Toh gue ga pernah mau tahu lebih banyak, apalagi yang di luar dari masalah mereka.

Kalau topik yang teman-teman cerita tentang A, ya sudah, gue akan kepo tentang A saja. Ga bakal sampe ke Z.

Bahkan, gue semakin paham. Bahwa memang di usia remaja begini memang kita membutuhkan teman yang benar-benar ‘baik’ . Karena kelabilan mulai tumbuh pesat di waktu ini.

Gue pun merasakannya. Gue terus mencoba ada di lingkungan baik agar gue juga bisa jadi orang benar. Karena lingkungan adalah juga termasuk faktor penting untuk perkembangan kepribadian.


Dan, alasan-alasan ini lah juga yang memacu gue untuk menyegerakan untuk mempunyai blog, untuk mengutarakan rasa, dan pengalaman yang insyaAllah bisa diambil hikmahnya oleh teman-teman :)

Untuk kalian yang baru menyukai seseorang, mengaguminya, tak apa.

Sekali lagi, ITU WAJAR.

Tapi bersikaplah juga yang wajar. Jangan terlalu banyak berharap.

Sudah banyak kok tulisan-tulisan yang memotivasi di akun-akun dakwah di instagram yang suka mengingatkan kita; “BERHARAP KEPADA SELAIN ALLAH HANYA AKAN MEMBUAT KITA KECEWA”.

(rekomen untuk teman-teman, banyak sekali kebaikan yang disebar akun dakwah seperti ini. Apalagi kadang yang dipost yang sedang kita rasakan, jadi makin JLEB! Hihi)


Lalu usahakan perasaan itu hanya kamu dan Allah yang tahu.

Terus minta pada Allah agar hatimu dilindungi dari godaan syaithon2 yang terkutuk, bisikan-bisikannya kadang membuat kita tak peduli dengan dosa.

Jika belum puas, silahkan saja curhat kepada teman terdekat. Teman kalian pendengar dan penasihat yang baik, kan? ;)

Bukan bersuudzon, tapi hati-hatilah dalam mencurahkan isi hati agar tiada yang tersakiti.

Sesungguhnya Allah Maha Pembolak-balik hati.

Apalagi curhat pada manusia kadang suka bocor ya, shay! Hihi

Memang yang paling baik curhat tetap kepada Allah, sudah pasti didengar, diberi jawaban, dan dibukakan jalan kebaikan. InsyaAllah.


Jadi ingat ya, jangan sampai terlalu hanyut dalam cinta!

Untuk kalian yang sedang dalam ikatan cinta, hayo.. sudah baca #TENTANGCINTA yang kedua?

Aku yakin banyak dari teman-teman yang sedang berpacaran sudah tahu asalnya pacaran itu tidak pernah diindahkan dalam Islam.

Contoh di tulisan gue sebelumnya yang tentang pacaran ngapa-ngapain dosa, itu 1 dari sebagian banyaknya mudhorot dalam pacaran.

Belum lagi ketika rizki dan keberkahan dalam hidup mulai serat karena terbiarkannya maksiat. Naudzubillah.


Iya, kamu dan dia memang yang berpacaran. Tapi saling mengingatkan sesama muslim menurut Islam adalah kewajiban. Dan gue mempunyai kewajiban itu.

Jikalau gue hanya diam melihat kalian bermesraan, berarti gue bukanlah muslim dan teman sejati, men.

Maaf, apalagi kalau gue ikut mendukung perbuatan kalian. Katakan gue BODOH kalau gue pernah bilang “Semoga langgeng, atau Happy anniv”.

Coba pilih,

DITAMPAR UNTUK JADI BENAR,

ATAU

DIBELAI HANYA UNTUK LALAI?

Bersyukurlah karena masih banyak teman-teman yang peduli di sekitar kita.

Kadang mereka menyampaikan niat baiknya dengan rasa takut. Takut engkau marah, takut engkau terluka.

Jangan pernah lepas genggaman kasih sayangnya teman seperti itu. Karena di akhir zaman begini, sudah terlampau sangat jarang orang sepertinya.

Sedikit cerita, ketika dulu waktu gue merasakan kebimbangan dalam pacaran.

Gimana enggak, gue ada di jembatan yang mana kedua sisinya bener-bener jauh berbeda.

Di satu sisi gue masih mau melanjutkan pacaran karena gue rasa mencoba menyatukan hati ga pernah ada salahnya. Gue harus memperjuangkannya.

Di sisi lain, gue sudah tau jauh sebelum kenal bagaimana perasaan itu muncul bahwa pacaran itu tidak pernah membawa maslahah.

Gue butuh tempat untuk mendiskusikan bagaimana sebaiknya gue mengambil langkah selanjutnya.

Tapi gak ada.

Karena apa? Karena teman-teman gue juga mayoritas punya cem-ceman.

Wahh, dilema akut dong gue.

Seperti kebanyakan remaja waktu itu , gue nulis diary. Gue curahkan semuanya. Ada enaknya, karena rahasia-rahasia terkecil gue juga gue tulis di situ dan gak ada temen-temen yang tahu.

(Fyi, dulu gue nulis diary pake bahasa sendiri, gue bikin sandi gitu. Jadi kalo temen liat juga ga bakal tahu, haha)

Nulis gituan emang lega, tapi ga ada yang bisa ngasih solusi dong?

Langkah berikutnya gue cari temen gue yang alim, yang cukup kuat tahan godaan setan, hehe. Gue minta saran darinya.

Jawabannya?

Memang sedikit melegakan, tapi gue belum menemukan solusi yang lebih tepat. Apalagi temen gue yang alim ini juga ragu-ragu buat ngasih pendapat dan masukan, karena teman-teman yang lain masih asik dengan ikatan belum halalnya, sama seperti gue kala itu. Makanya, dia jadi pesimis untuk menegur kita.

Subhanallah.

Dan terakhir, gue berdo’a setiap hari agar diberikan jalan yang lurus, jalan yang diridhoi Allah.

Pokoknya yang bikin gue nikmat aja jalanin hidup ini. Dan minta diberikan jawaban dari segala kegelisahan yang gue alami waktu itu.

Lalu hasilnya?

MUAHAHAHAHHA.

Emang takdir itu ga pernah ada yang tahu ya.

Rencana-Nya bener-bener tak terduga.

Gue kira hasilnya bakal bagus-bagus aja, gengs.

NAMUN..

Saat itu Allah memberikan gue ujian. Pelajaran agar jangan sampai lagi menyanjung makhluk ciptaan-Nya melebihi kepada yang Maha Pencipta.

Gue diberikan pengalaman yang bener-bener pahit dalam urusan membagi rasa cinta.

(Nih gue jujur ya, ada 2 alasan kenapa gue ga pacaran sekarang. Pertama, karena sudah semakin yakin bahwa PACARAN ITU SANGAT TIDAK DIPERBOLEHKAN DALAM ISLAM. Kedua, kejadian masa lalu membuat gue merasakan lebih yakin bahwa alasan pertama itu terlalu benar).

Lu pada kaga usah kepo kejadian gue waktu itu apa. Wkwk

Yang pasti kalian tahu bagaimana orang berantem abis putus kan? Ada banyak macamnya. Dan gue merasakan salah satunya.

Sejujurnya gue paling ga suka bahas masa lalu :(

Adapun yang kalian lihat di second ig gue (@darisibilqis) isi tulisan gue yang di sana ga ada kaitannya sama kejadian yang ini. Gue hanya mau menuangkan inspirasi dalam merangkai kata di sana, karena dengan itu semakin melatih gue untuk pandai memilih-gabungkan kata. Paham ya? Hehe


Tapi masa lalu tidak pernah bisa dihapus. Ia sudah pernah ada.

Allah mentakdirkan kita merasakannya bukan karena tidak ada gunanya. Allah ingin kita mengambil hikmahnya, pelajarannya.


Justru gue saat ini bersyukur karena gue pernah merasakannya lewat diri sendiri. Gue bisa meresapi lebih dalam makna yang tersirat dari suratan takdir yang Allah berikan untuk hamba-Nya.

MasyaAllah.


Balik lagi nih. Untuk kalian para sahabat gue yang masih dalam ikatan cinta terlarang itu, mau terus begitu, atau sudah tergugah hatinya untuk secepatnya memutuskan ikatan itu? :)

Untukmu, perempuan cantik.

Tak sadarkah hatimu terus dibaluti kegelisahan?

Mungkin kau merasa nyaman berada di dekatnya. Tapi juga gelisah saat dirinya tak terlihat.

Tali kegelisahan itu bukan hatimu yang membuatnya, percayalah.

Tali itu hanya hawa nafsu yang dibuat syaithan.

Putuskan, putuskan.

Mungkin kau sudah berbulan, atau bertahun-tahun bersamanya.

Dia memberi janji, katanya sudah pasti, tapi diingkari lagi.

Dan kau? Dengan embel-embel kata sayang, malah memberi kesempatan lagi.

Biarkan aku bertanya, sudah berapa lama dan mau terus sampai kapan kamu rela mencabik-cabik hatimu?

Kita sama-sama perempuan.

Aku dapat mengerti apa yang kau rasa.

Tapi aku juga tak mau terus diam melihatmu nyaman dalam zona penuh dosa.

Keluarlah dari zona itu, gapai jemariku dan kita bersama mengkaji ajaran-ajaran yang benar.

Kalau..

Hati ini masih ragu?

Bagaimana cara mengatasinya?

Teruslah beribadah.

Lha? Ko ga nyambung?

Sini gue sambungin.

Gini guys, dengan cara beribadah yang lebih kuat, kita bisa menghindari suka yang tidak disukai Allah. InsyaAllah kita akan terus dijaga agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk.

Suka itu wajar, tapi bisa juga berakhir tidak wajar.

Kurang banyak apa berita-berita di media sosial tentang beragamnya keanehan oleh pemuda-pemudi sekarang yang diawali dengan pacaran?

Kalau kamu masih belum mampu melepasnya. Ya menikah saja!

لم نر المتحابين النكاح "Kami tidak melihat ada solusi bagi sepasang insan yang saling jatuh cinta selain menikah" (Riwayat Ibnu Majah)

Wah gile lu, kis. Gue masih sekulaaa. Ye keles maen nikah-nikah aje.

NHA ITU UDAH TAO. UDAH TAO MASIH SEKULA. NGAPAIN CINTA-CINTAAN, panjul.

Hehe.. ya solusi laen gitu.

Di atas pan tadi udah gua jabarin. Jangan cuma baca, pahami dalem-dalem neng, tong..

Kalau masih dalam jenjang menuntut ilmu dan masih berpikir terlalu dini untuk menikah, ya tahan hawa nafsumu. Itu hanya bisikan syaithon yang mencoba mengelabuhi kamu. Selesaikanlah dulu kewajibanmu menuntut ilmu.

Iya, menuntut ilmu itu wajib.

Pacaran itu haram.

Kamu lebih mendahulukan yang haram ketimbang yang wajib?

Berobat sonoh luh!

(Hehe, canda. Jadi paham ya kawan?)

Nah, untuk teman-teman atau kakak-kakak yang alhamdulillah bekesempatan baca blog ogut, dan sebenarnya sudah mau melangkah ke jenjang berikutnya yaitu menikah, namun persiapannya belum matang dikarenakan banyak ini-itu yang belum terpenuhi,

MANTAPKAN NIAT :)

Menikah bukan hanya mempersatukan 2 hati yang mempunyai 1 perasaan. Menikah tujuannya adalah ibadah; menyempurnakan agama, dan menjalankan ajaran Rosul.


Menikah itu yang penting SAH, bukan WAH.


Jangan khawatir masalah rezeki. Justru menikah itu membuka lebar pintu rezeki.

Jadi, mantapkan niat ya!


Atau jika benar-benar belum siap, berpuasalah!


Berikut ini hadits tentang perintah bagi generasi muda untuk segera menikah yang dinukil dari kitab “Syarah Bulughul Maram” karya Al-Hafidz Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany رحمه اللة.

عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ لَنَا رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ ! مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Abdullah Ibnu Mas’ud رضي الله عنه berkata: Rasulullah صلي الله عليه وسلم bersabda pada kami: “Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.” [Muttafaq Alaihi]

Deuh ilah... bahas nikah neh, yang baver angkat tangaann??!!! Hihi.

Sesungguhnya dan sebenarnya, gue amat teramat senang ketika mendapat kabar kalo teman gue akan segera menikah...!! :D

Gimana enggak, dia mau menuju 1 langkah menjadi seorang istri dan ibu!! betapa mulianyaaa!

Dan...

Jujur aja, jujuurr banget. Gue ngerasa sedih BANGET kalo liat temen-temen gue masih memperjuangkan cinta haramnya itu. :(((

Disenggol, ditegur, dan dibicarakan terang-terangan masih saja sama..

Ayolah, sholihah..

Genggam jariku..

Aku bisa merangkulmu dengan kasih sayang berbalutkan nama sahabat dunia-akhiratmu dengan ikatan cinta dari agama, ketimbang dia yang dengan seenaknya merangkulmu seakan-akan kamu bukan barang mahal.

Aku bisa menjadi teman setiamu di saat kau menunggu cinta suci halalmu.

Apalagi? Mengajakmu makan berdua? Menonton film favorit? Tertawa bersama melepas penat?

Yakinkanlah aku bisa, sahabatku.

Janganlah lagi kau pusing-pusing memikirkan cinta tak berhujung itu. Dia belum halal bagimu. Bukan hakmu memikirkannya secara berlebihan :’)

Dan terakhir,

Teruntuk kalian yang baru putus dari ikatan cinta terlarang itu,

gue ucapkan selamat!!!

Selamat karena kalian adalah termasuk orang-orang terpilih dari Allah, yang diketuk hatinya, yang berhasil untuk berani meninggalkan hal-hal yang terus membuat kalian bimbang dan resah, berhasil mau memikirkan langkah-langkah lebih jauh, berhasil menyetopkan perasaan membanggakan makhluk dengan cara yang hina, dan berhasil mendamaikan hati dan pikiran kalian.

Sekali lagi selamat!

Tapi kadang gue masih kepikiran dia, kis..

Masih keingetan memori-memori yang gue laluin sama dia dulu..

Lebay sih emang, tapi sumpah gue kangen dia kis..

Gue takut dia kenapa-napa..

Dan bla..bla..semacamnya...

Gue punya tips CEPAT MOVE ON buat kalian yang masih diambang pintu kegalauan, hehe :

1. Jangan pernah coba untuk melupakannya.

Karena semakin kamu mencoba, kamu malah secara tak langsung mengingatnya walau niatnya untuk melupakannya. Oleh karenanya, cobalah saja terbiasa jalani hari-hari TANPA DIRINYA.

2. Jangan lagi mencari tahu tentang dirinya.

Stop kepo bagaimana dia sekarang. Gausah deh stalking medsos dia, liat-liat fotonya, baca-baca captionnya. Fokuskan dirimu pada ‘perbaikan hijrahmu’. Tahan rasa ingin tahu itu.

Termasuk ketika kamu cemas bagaimana keadaan dia sekarang. Jangan begitu, Allah Maha Melihat. Ia tak pernah sekalipun lalai dalam memperhatikan seluruh hamba-Nya. Ada Allah!

3. Sibukkan diri dengan hal-hal positif.

Karena terlalu aktif dengan kegiatan yang –memang sudah pasti– lebih bermanfaat ini, perlahan kamu akan melupakan si dia. Karena tidak ada waktu untuk memikirkannya lagi. Bahkan, kamu semakin sadar bahwa apa yang kamu lakukan dulu adalah sia-sia.

4. Berdo’alah pada Allah agar hatimu diberi ketenangan.

Lalu mengadulah pada Allah. Jangan sungkan pada Allah untuk meminta pertolongan. Mintalah agar hatimu diberi ketenangan. Jauh dari kejenuhan dan kerisauan.

Allah Maha Pembolak-balik Hati. Jika kamu berkata ‘Tidak mungkin bisa ini terjadi’, hanya Dia-lah yang dapat berkata ‘Jadilah, Maka Jadilah!”

Tetap semangat untuk sisters dan brothers!

Jangan pernah lelah untuk terus melaju memperbanyak ilmu islam. Apa yang diperintahkan, dan apa yang dilarang, semata-mata untuk kebaikan kita.

Dan aku yakin kamu bisa! Atas izin Allah!

 
 
 

Comments


 Recent   
 Posts  

Mau tahu terus blog terbaru aku?

Email

REMINDER!
 

EVERY PERSON DEPENS ON WHAT YOU THINK.

SO THINK GOOD IF YOU WANT TO FEEL GOOD. 

Contact Me 
 

ANY COMMENTS?

WANT TO SHARING?

ANY INQUIRIES?

JUST CONTACT ME, FRIENDS :)

  • Instagram - Black Circle
  • Facebook - Black Circle

© 2023 by Ad Men. Proudly created with Wix.com

Success! Message received.

Thanks for having me in your part of life
bottom of page