top of page

TENTANG IDOLA #part2

Ada ga sih, teman-teman yang sempat bingung, harus cari contoh panutan hidup yang baik itu siapa? Lifestyle yang harus kita tiru yang seperti apa? Apakah benar-benar ada orang yang nyaris sempurna seperti itu?

Pernah?

Di jaman sekarang, orang-orang sudah terlampau mudah untuk menjadi terkenal.

Dari yang benar-benar berprestasi, sampai yang hobinya bikin sensasi, semua gampang banget jadi tenar..

Lewat mengenali itu, kita jadi tahu apakah pantas ia kita cintai?

Apakah pantas ia jadi idola dan panutan diri?


Kita mempercayakan untuk mengidolakan seseorang karena kita terlanjur cinta. Tapi mesti selalu diingat, cinta itu anugerah dan amanah. Jadi jangan salah memberinya pada orang yang salah.


Allah kasih kita kenikmatan buat merasakan cinta.

Lha emang iyak, enak bener kan ngerasain cinta? Nikmat kan? Dapet berbunga-bunganya, senyum-senyum mulu. Tapi, HEY! JANGAN SOMBONG! Allah yang menganugerahimu rasa. Jadi jangan sekali-kali kamu melupakan-Nya ketika kamu dilanda cinta.

Termasuk cinta pada idola :’)


darisibilqis

Benar, dan jujur saja, jika sudah cinta, kita memang rela melakukan hampir segalanya untuk seseorang yang kita puja.

Contohnya seorang Ayah mau bekerja keras untuk menghidupkan keluarganya tanpa kenal lelah dan waktu.

Dan seorang ibu yang 'memberikan' matanya untuk anaknya yang tak bisa melihat.

Atau Banyak remaja laki-laki jaman sekarang yang mencuri uang, atau membohongi orang tuanya untuk mendapatkan uang yang ia akan pakai untuk mentraktir pacarnya.

Atau remaja perempuan, yang saking cintanya mau memberikan keperawanannya untuk kekasih tak halalnya itu.

Atau mungkin ada dari kita yang rela menabung untuk menonton konser sang idola.


Semua contoh di atas, adalah hal yang berbeda tapi punya satu persamaan;

BERKORBAN KARENA CINTA.

Tinggal digolongkan sendiri saja mana yang merupakan perbuatan baik, atau sebaliknya.

عَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ (٢١٦)

“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)

Semua kebiasaan kita, perasaan kita, jalan pemikiran kita, biasanya tidak akan jauh berbeda dengan lingkungan kita. Coba deh flashback, di TENTANG IDOLA #part1, gue sudah bilang bahwa gue pernah mempunyai idola, dan gue mengenalnya bukan lewat wawasan gue sendiri. Tapi lewat orang lain. Yang artinya gue jadi tahu tentang idola itu karena ada di sekitar gue yang ‘mencekokkan’.


Nyadar ga sih, kalo LINGKUNGAN ITU BENER-BENER NGARUH BANGET DI KEHIDUPAN KITA?

Suka atau tidak, ya memang begitu adanya.


Gue pernah berada di lingkungan yang di dalamnya banyak orang yang selalu membicarakan idolanya. Ga lama, gue jadi ikut-ikutan. Sampai membanding-bandingkan idola, menjagokan idola masing-masing, membuktikan bahwa idola yang kita panuti lebih baik, lebih keren dari yang lain. Yang terjadi apa? Pecah. Berlomba-lomba dan jadi takut kalah. Manfaatnya? Tidak ada.


Lalu gue juga pernah berada di lingkungan yang di dalamnya tidak ada yang membicarakan tentang seleb terkemuka, kecuali 1, kami sama-sama mendambakan Rasulullah.SAW. Di sana kita lebih mendahulukan belajar agama, juga mendalaminya. Ga ada yang memaksa dan membuat gue untuk tiba-tiba ngomongin idola yang lain. Gue jadi merasa kecil, 'ternayata ada ya kedamainan seperti ini?' Masih ada orang-orang yang berteguh, berjuang keras belajar agama, sampai tak punya waktu membahas artis-artis.

Dan, gue nyaman! Mungkin mereka perantara dari Allah, yang membuat gue sadar bahwa telah banyak waktu yang gue habiskan untuk membahas idola yang sebenarnya tidak berpengaruh banyak ke kehidupan gue, apalagi mati gue.

Kita terlalu termakan zaman sampai lupa sekarang sudah sampai di akhir zaman.

Kita melupakan kisah nabi, sahabat-sahabat rosul, dengan kisah yang cukup ga terlalu penting untuk kita tahu, apalagi kita bela. Padahal jelas-jelas ga ada nilai yang berarti di mata Allah untuk kita tahu kisah-kisah yang ga perlu dijunjung itu.


Padahal kita tahu, di hari akhir nanti, tangan kita, hati kita, seluruh raga kita akan ditanya dan menjawab sendiri untuk apa mereka pernah digunakan.

Semuanya dipertanyakan dan dihitung. Se-sepele apapun itu, sekecil apapun itu.

Dari kuota yang kita habiskan untuk berkomunikasi dengan siapa, nonton apa, tangan kita pernah ngetik apa, kita pernah search apa di medsos, walau itu semua bisa kita hapus jejaknya, tapi malaikat punya catatatan tersendiri yang tak bisa kita lihat untuk ditanyakan kelak di akhirat.


Minggu lalu gue menghadiri halaqoh terakhir di bulan ramadhan ini, dapat lagi pelajaran yang sebenernya gue udah tau, tapi pengetahuan gue ternyata belum sebegitu dalamnya.

Bener ya, semakin kita belajar, semakin sadar bahwa kita ini orang yang bodoh. Ga tau apa-apa, tapi sombong dengan ilmu sedikit yang kita punya.


Waktu itu kami membahas tentang ibunda siti khodijah, yang dijabarkan sama teman binaan gue, ka Faza namanya.

Jujur sih, gue sebenarnya udah tau dari lama tentang kisah ibunda khadijah, tapi gue sombong, gue bodoh untuk tidak memperdalam kisah itu.

Ka faza ini cerita dan menunjukkan sendiri betapa terkesimanya dia sama ibunda khodijah. Gue bisa liat itu, dari cara dia menyampaikan, matanya berkaca-kaca saking takjubnya. Gue pun dibuat sadar, bahwa panutan yang benar-benar harus dipanuti wanita ya siti khodijah.

(Penasaran gak, kisah siti khodijah seperti apa? Silahkan google, biar kamu MAU MENGENAL, jadi CINTA dan PERCAYA!)


Gue ngerasa kayak.. selama ini gue kemana aja.. nyari jati diri.. nyari panutan selain ibu sendiri, juga nyari cara sebenar-benarnya wanita tuh kek apa, semua ternyata terjawab dari kisah siti khodijah.

Gue jadi mikir.. rugi aja gitu gue pernah mendambakan idola yang salah, ngikutin trend sana sini yang makin lama ternyata makin aneh, padahal sudah pernah tahu bahwa kisah nabi dan sahabat-sahabat itu tak ada duanya.


Benar ya, kita mendambakan seseorang karena kita mengenal kisahnya.

Jadi jangan keliru berkenalan ya teman-teman, agar tidak salah juga mencintainya.


CINTAILAH ORANG-ORANG SHALIH, ENGKAU AKAN BERSAMA ORANG-ORANG YANG ENGKAU CINTAI


حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حماد بن زيد عن ثابت عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ السَّاعَةِ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ لَا شَيْءَ إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ


Sulaiman bin Harb telah menyampaikan kepada kami, dia mengatakan, ‘Kami diberitahu oleh Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas Radhiyallahu anhu ,dia mengatakan bahwa ada seorang lelaki bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang hari kiamat. Orang itu mengatakan, ‘Kapankah hari kiamat itu?’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam balik bertanya, ’Apa yang telah engkau persiapkan untuk hari itu?’ Orang itu menjawab, ‘Tidak ada, hanya saja sesungguhnya saya mencintai Allâh Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’ Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.’


Anas Radhiyallahu anhu (Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang meriwayatkan hadits ini) mengatakan, “Kami tidak pernah merasakan kebahagiaan sebagaimana kebahagiaan kami ketika mendengar sabda Rasûlullâh , ‘Engkau akan bersama dengan orang yang engkau cintai.’


Anas Radhiyallahu anhu mengatakan, ‘Saya mencintai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Abu Bakr dan Umar. Saya berharap bisa bersama mereka dengan sebab kecintaanku kepada mereka meskipun saya tidak mampu melakukan amalan yang mereka lakukan


Sumber: https://almanhaj.or.id/6021-cintailah-orangorang-shalih-engkau-akan-bersama-orangorangyang-engkau-cintai.html

Di hari akhir, kita akan bersama orang-orang yang kita cintai.

Teman-teman tahu kan maksudnya itu?

Naudzubillah tsumma naudzubillah, kita digolongkan menjadi orang yang merugi.

Yang malah di-satu ruangkan dengan orang-orang yang salah, yang kita idolakan.


Mengapa kita tidak sebegitu menggebunya mencintai nabi dan kisah-kisahnya?

Mengapa kita masih tak paham juga betapa berharganya waktu yang tersisa untuk perdalam agama?

Astaghfirullah...


Wahai teman seperjuangku, seimanku.

Maaf jika aku kelihatan tak begitu peduli dengan kecintaanmu pada idolamu.

Maaf jika aku tak pernah bisa membaur dengan ceritamu saat menceritakan kisahnya.

Maaf jika pembicaraan kita jadi tak berhubungan.

Aku tidak kenal, tidak aku tidak hafal nama idolamu, bukan karena aku membenci mereka, apalagi membencimu.

Aku takut ketika aku mau mengenal mereka, aku tinggalkan dan lupakan kisah nabi-nabi terdahulu.

Cukup dulu menjadi masa kelamku.

Aku sudah nyaman begini, mengikuti kisah nabi yang dari dulu tak pernah berubah.

Bukan berarti aku sangat tak suka idolamu itu, tapi aku lebih menyukai kisah nabiku, yang bahkan hingga sekarang aku merasa belum sempurna jadi ummatnya, belum bisa meniru setiap perbuatan baiknya.

Aku masih selabil itu, jika aku tergiur lagi untuk mendambakan seseorang dalam hidupku tapi aku belum berusaha jadi muslim yang seutuhnya, aku takut, aku harus menjawab apa nanti di akhirat ketika ditanya malaikat.

Kadang, aku ingin bilang terang-terangan padamu.

Bahwa ayo tinggalkan kecintaanmu pada mereka, idola-idolamu.

Tapi tak jarang jua aku merasa takut. Takut hatimu terluka, takut kamu kecewa.

Melihatmu sangat membela idolamu selalu membuatu ragu menyampaikan niatku.

Inilah sepenggal surat dari lubuk hatiku untukmu, teman.

Lalu, aku pun masih jauh dari kata sholihah, dari kata alim, dari kata sempurna. Aku berkata begini karena aku mau pertemanan kita hingga ke jannah-Nya. Aku mau menggandengmu, mau merangkulmu, agar kita jadi paham islam yag sebenarnya bersama.

Ku mohon,, kamulah teman yang aku cintai, jadi aku mau juga kita bersama di hari akhir nanti.



lalu aku percaya.. kita semua pasti bisa merubah ini semua secara perlahan untuk jadi lebih baik.

BISMILLAH.... :))






 
 
 

Comments


 Recent   
 Posts  

Mau tahu terus blog terbaru aku?

Email

REMINDER!
 

EVERY PERSON DEPENS ON WHAT YOU THINK.

SO THINK GOOD IF YOU WANT TO FEEL GOOD. 

Contact Me 
 

ANY COMMENTS?

WANT TO SHARING?

ANY INQUIRIES?

JUST CONTACT ME, FRIENDS :)

  • Instagram - Black Circle
  • Facebook - Black Circle

© 2023 by Ad Men. Proudly created with Wix.com

Success! Message received.

Thanks for having me in your part of life
bottom of page